Minggu, 22 Agustus 2010

Darah Garuda


Ledakan-ledakan yang lebih dahsyat, aksi tembak menembak yang lebih menegangkan, dan jalan cerita yang lebih dramatis dan emosionil. Itulah beberapa suguhan yang dihadirkan dalam film sekuel Merah Putih, Darah Garuda. Anda akan benar-benar dibawa ke masa lalu, masa pasca kemerdekaan pada tahun 1947 yang menggambarkan aksi para pejuang Indonesia menumpas para penjajah, Belanda.

Masih bersama Lukman Sardi yang berperan sebagai Amir, Darius Sinathrya sebagai Marius, Donny Alamsyah sebagai Tomas, T. Rifnu Wikana sebagai Dayan yang dalam misi perjuangan mereka menumpas Belanda.

Misi pertama mereka adalah menyerang kamp tawanan milik Belanda untuk menyelamatkan para tawanan Indonesia termasuk para wanita yang mereka cintai, diperankan oleh Rahayu Saraswati sebagai Senja, Astri Nurdin Sebagai Melati, dan seorang pelacur Atiqah Hasiholan sebagai Lastri.

Setelah terbebas mereka bertemu dengan para pejuang pimpinan Jendral Sudirman, mereka pun diberi tugas sangat rahasia untuk menghancurkan sebuah lapangan udara milik Belanda. Namun di tengah jalan mereka dihadang para Hisbullah (pejuang islam) yang menganggap mereka musuh.

Kehadiran Conor Allyn yang kini duduk bersama Yadi Sugandi di bangku sutradara nampaknya berhasil menjadi duet yang sangat menjanjikan. Mereka mengemas Darah Garuda dengan apik.

Mulai dari sinematografi yang kini sangat meyakinkan dengan setting tempat yang menggambarkan peperangan pada tahun 1947, ledakan-ledakan yang lebih dahsyat, serta jalan cerita yang lebih dramatis dan emosionil. Tidak terlepas cinta dan pengkhianatan juga turut menghiasi film trilogi kemerdekaan ini.

Film berdurasi 100 menit tersebut juga akan menyelimuti Anda dengan rasa benci kepada para penjajah yang salah satunya diperankan oleh Rudy Wowor sebagai Van Gaartner. Belum lagi dengan kehadiran Ario Bayu sebagai Sersan Yanto dan Atiqah Hasiholan sebagai Lastri yang semakin memberi warna dalam film produksi Media Desa Indonesia dan Margate House Films ini.

Darah Garuda mulai diputar di 21 dan XXI mulai 8 September 2010, menyambut hari raya Idul Fitri dengan nasionalisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar